Catatan, trik, download, tentang dunia pendidikan, komputer


Jumat, 16 Agustus 2019

SKL (Standart Kompetensi Lulusan) Pada Dimensi Sikap

Posted by on Jumat, 16 Agustus 2019
Masih terkait dengan tulisan saya tentang SPMI ada yang perlu diperhatikan dalam SPMI yaitu indikator mutu minimal yang ada disekolah, Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidi-kan dasar dan menengah dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah. Mutu pendidikan di sekolah cenderung tidak ada peningkatan tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh sekolah. Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sendiri merupakan mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penye-lenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.
Penjaminan mutu pendidikan mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan sebagai kriteria minimal yang ha-rus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
❖ Standar Kompetensi Lulusan
❖ Standar Isi
❖ Standar Proses
❖ Standar Penilaian
❖ Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
❖ Standar Pengelolaan
❖ Standar Sarana dan Prasarana
❖ Standar Pembiayaan
Kedelapan standar tersebut membentuk rangkaian input, proses, dan output. Standar Kompetensi Lulusan merupakan output dalam rangkaian tersebut dan akan terpenuhi apabila input terpenuhi sepenuhnya dan proses berjalan dengan baik. Standar yang menjadi input dan proses dideskripsi-kan dalam bentuk hubungan sebab-akibat dengan output. Standar dijabarkan dalam bentuk indi-kator mutu untuk mempermudah kegiatan pemetaan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan.

 
Muara dari penjaminan mutu adalah di sisi Kompetensi Lulusan dengan maksud agar lulusan yang dihasilkan dari sekolah mempunyai dimensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang baik.kompetensi lulusan harus didukung oleh Proses, Penilaian dan Isi dimana ini merupakan isi dari kegiatan belajar mengajar (KBM). Pondasi atau dasar dari kesemuanya adalah  PTK, Sapras, Pembiayan, dan pengelolaan. semua yang ada di sekolah harus mempunyai andil dalam membentuk kualitas lulusan yang membunyai sikap yang baik, unggul dalam pengetahuan dan maju di ketrampilan.
berikut ini kami uraikan SKL pada ranah sikap yang terdiri dari 10 sub indikator beserta diskripsinya

(sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan)

Indikator 1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap
Sub-Indikator 1. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME Deskripsi:
❖ Siswa dimotivasi dan fasilitasi oleh sekolah agar memiliki perilaku dan sikap orang beriman melalui pembiasaan (budaya sekolah) dan keteladanan dalam menghayati dan mengamalkan sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
❖ Integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME di sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
❖ Contoh perilaku dan sikap orang beriman dan bertakwa meliputi:
  • Berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan.
  • Santun dalam berbicara dan berperilaku.
  • Berpakaian sopan sesuai aturan sekolah.
  • Mengucapkan salam saat masuk kelas.
  • Melaksanakan kegiatan ibadah.
  • Mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh.
  • Menumbuhkan sikap saling menolong/berempati.
  • Menghormati perbedaan.
  • Antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 2. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap berkarakter ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap berkarakter meliputi:
  • Menghargai dan menjaga keragaman dan kekayaan budaya bangsa.
  • Rela berkorban.
  • Mengikuti bakti social.
  • Menciptakan kerukunan antar siswa/kelompok/sekolah.
  • Anti kekerasan baik psikis maupun fisik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 3. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap disiplin ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap disiplin meliputi:
  • Disiplin dan taat hukum.
  • Meminta ijin jika tidak bisa hadir.
  • Datang ke sekolah/kegiatan lainnya tepat waktu.
  • Mengerjakan tugas yang diberikan.
  • Mematuhi tatatertib sekolah.
 Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 4. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap santun ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap santun meliputi:
  • Menghormati guru dan orang lain yang lebih tua
  • Menggunakan kata-kata santun dalam berkomunikasi
  • Berbicara dengan intonasi dan volume suara yang sesuai
  • Tidak menghina atau menyebut seseorang dengan sebutan negatif
 Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 5. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap jujur ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap jujur meliputi:
  • Melaksanakan tugas individu dengan baik.
  • Mengaku atas kesalahan yang dilakukan.
  • Mengatakan yang sebenarnya.
 Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 6. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap peduli ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap peduli meliputi:
  • Membantu orang yang membutuhkan.
  • Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit.
  • Membuang sampah pada tempatnya.
  • Memungut sampah yang dijumpai.
  • Menghemat penggunaan air dan listrik.
  • Penghijauan di lingkungan sekolah.
 Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 7. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap percaya diri ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap percaya diri meliputi:
  • Mampu membuat keputusan dan bertindak dengan cepat.
  • Tidak mudah putus asa.
  • Berani presentasi, menjawab pertanyaan, berpendapat, dan bertanya da-lam berbagai kesempatan. 
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 8. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap bertanggungjawab ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
❖ Contoh perilaku dan sikap bertanggungjawab meliputi:
  • Melaksanakan tugas individu dengan baik.
  • Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.
  • Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
  • Menepati janji.
  • Anti-Vandalisme
 Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.
Sub-Indikator 9. Siswa memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat difasilitasi oleh sekolah dan diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas, melalui pembiasaan program literasi
❖ Contoh perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat meliputi:
Membaca/menulis buku dan bacaan lainnya.
Membuat karya tulis.
Mau mencari bahan/sumber belajar.
Rajin berkunjung ke perpustakaan.
Belajar dimanapun, kapanpun dengan siapapun.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

Sub-Indikator 10. Siswa memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani Deskripsi:
❖ Perilaku dan sikap yang mencerminkan sehat jasmani dan rohani di-tumbuhkan dalam seluruh kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler melalui kegiatan kesiswaan.
❖ Contoh perilaku dan sikap sehat jasmani dan rohani meliputi:
  • Bebas dari narkoba
  • Anti pornografi dan pornoaksi
  • Menjauhi kebiasaan yang merusak tubuh

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh siswa.
❖ Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah.
❖ Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
❖ Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam menga-malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa selama berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-fokus dan terencanakan dengan optimal.

logoblog

» Thanks for reading: SKL (Standart Kompetensi Lulusan) Pada Dimensi Sikap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label